HIKMAH BULAN SYA'BAN
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ
خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Di sisa bulan Sya'ban ini, marilah kita persiapkan diri
menghadapi bulan Ramadhan, bulan paling mulia dari segala bulan. Bentuk
persiapan itu tentunya boleh berbeda-beda. Bagi pedagang pakaian segeralah
mengumpulkan modal dagangnya, untuk menyambut bulan Ramdhan dan hari yang
fitri. Bagi pengusaha hendaklah segera mempersiapkan diri mengatur jadwal kerja
yang tidak merusak hidmat bulan Ramadhan tetapi juga tidak mengurangi kwalitas
produksi. Bagi para pengajar, guru dan dosen juga para ustadz, bersiaplah
dengan materi seputar tema ramadhan, mulai dari sisi fiqih, hikmah dan rahasia
Ramadhan.
Namun bagi siapapun saja, hendaknya menyiapkan diri memasuki
Ramadhan dengan bermuhasabah mengintropeksi diri. Menghitung dan mengkalkulasi
amal yang telah kita lakukan selama hidup hingga kini. Jikalau kita merasa amal
baik lebih mendominasi dalam kehidupan kita, maka janganlah besar hati, karena
itu menunjukkan buruknya amal hati kita. Dan biasanya perasaan tersebut (merasa
diri baik) akan menyeret manusia dalam kehinaan dan ketakabburan. Ingatlah
sebuah maqalah (pesan) yang menyatakan bahwa "orang baik adalah merasa
dirinya buruk, dan orang buruk adalah mereka yang mengaku dirinya baik"
Namun jika hasil kalkulasi itu menjadikan diri kita semakin
merasa kurang baik, maka segeralah menambahkan berbagai amal kebaikan, selagi
umur masih di kandung badan, semoga Allah Yang Maha Kuasa memanjangkan umur
kita hingga menikmati bulan Ramadhan yang suci.
Hadirin Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Para orang tua kita menyebutkan bulan Sya'ban dengan nama
bulan ruwah, yang sangat identik dengan kata arwah. Sebenarnya kata ruwah atau
arwah hanyalah sebagai penanda bahwa bulan sya'ban adalah bulan paling tepat
untuk mengingatkan manusia akan wacana akhirat mulai dari sakaraul maut,
kematian, alam kubur dan alam akhirat.
Sesungguhnya mengenang kematian dengan datang ke kuburan
atau mengirim doa arwahan adalah banyak faedahnya bagi kita yang masih ada umur
di dunia. Karena hal itu bisa menyemangati diri meningkatkan dan
melipatgandakan amal di bulan Ramadhan nanti, dan akan menambah rasa takut
dalam diri hingga senantiasa menghindari segala dosa amin.
Mengenai keadaan alam kubur, ada sebuah hikayat yang patut
untuk disimak. Hikayat yang diceritakan melalui Abu Bakar al-Ismaili
bahwasannya Sayyidina Utsman bin Affan tidak meneteskan air mata ketika
digambarkan kepedihan neraka dengan segala siksanya. Beliau juga tidak menangis
ketika dijabarkan mengenai kedahsyatan hari kiamat. Dan beliau juga tetap kuat
mendengarkan gambaran tentang kehidupan di akhirat. Akan tetapi beliau menangis
ketika diterangkan tentang kehidupan di alam kubur. Kenapa bisa demikian?
Sayyidina Utsman menjawab "jika saya berada di dalam
neraka, saya masih bersama-sama manusia. Jika saya di hari kiamat nanti, saya
juga masih bersama-sama dengan manusia lainnya. Tapi jika saya di dalam
kuburan, maka saya sendirian tidak ada teman yang menemani. Sedangkan kunci
kuburan itu ada pada malaikat Israfil yang hanya akan membukanya ketika kiamat
tiba"
Jama'ah Jum'ah yang Dirahmati Allah
Demikianlah sayyidina Utsman gentar dengan kehidupan di
dalam kubur. Karena sesungguhnya kuburan itu adalah salah satu lubang dari
lubang neraka (tempat yang menyengsarakan bagi mereka yang hidupnya penuh
dengan dosa). Dan menjadi bagian dari taman surga (bagi mereka yang beramal
saleh). Demikianlah hadits Rasulullah saw
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم إنما القبر روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النار
.
Maka kuburan adalah serambi akhirat atau miniature akhirat
yang penuh dengan pembalasan amal. Jika amal kita di dunia baik, maka kuburan
akan menjadi surga yang bersahabat. Tetapi jika amal kita di dunia penuh
maksiat, maka kuburan menjadi neraka dan musuh yang sangat jahat. Demikianlah
keterangan hadits Rasulullah saw
خرج
الترمذي من حديث عبد الله بن الوليد الوصافي عن عطيه عن أبى سعيد قال : دخل رسول الله
صلى الله عليه وسلم مصلاّه فرأى أناسا كأنهم يكثرون ، أو يضحكون فقال : " أما
إنكم لو أكثرتم من ذكر هادم اللذات لأشغلكم عما أرى الموت فأكثروا ذكر هادم اللذات
، فإنه لم يأت يوم على القبر إلا يتكلم فيه فيقول : أنا بيت الغربة ، أنا بيت الوحدة
، أنا بيت التراب ، أنا بيت الدود فإذا دفن العبد المؤمن قال له القبر ، مرحباً وأهلاً
: إنك كنت لأحب من يمشي على ظهري ، فإذا وليتك اليوم وصرت إلي فسترى صنيعي بك ، فيتسع
له مد بصره ، ويفتح له باب إلى الجنة ، وإذا دفن العبد الكافر أو الفاجر قال القبر
: لا أهلاً ولا مرحباً ، أما إن كنت لأبغض من يمشي على ظهره فإذا وليتك اليوم وصرت
إلي فسترى صنيعي بك قال : فيلتئم عليه القبر حتى تلتقي وتختلف أضلاعه " ، قال
فأشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بأصابعه وأدخلها بعضها في بعض قال : " ويقيض
له سبعين تنيناً لو أن واحداً منهم نفخ على الأرض ما أنبتت شيئاً ، ما بقيت الدنيا
فتنهشه وتخدشه حتى يفضي به إلى الحساب
Bersumber dari Abi Said Al-Khudry ra. bahwa Rasulullah saw
pernah masuk ke Mushallanya. Di situ beliau bertemu dengan orang-orang yang
sedang tertawa-tawa.
Kemudian Rasulullah saw berkata kepada mereka "andaikan
kalian mau mengingat kematian, tentu saja akan menyibukkanmu tentang
kedahsyatan apa yang pernah aku lihat, maka perbanyaklah mengingat kematian
karena setiap hari kuburan berkata "aku adalah rumah pengasingan, aku
adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah tanah, aku adalah rumah cacing. Maka
jikalau yang dikebumikan adalah orang mukmin kuburan akan menyambutnya
"Marhaban ahlan wa sahlan, engkau adalah salah satu orang yang kucinta
dari sekian orang yang berjalan di atas punggungku. Sekarang engkau telah
berada di dalam kekuasaanku, maka engkau akan tahu bagaimana caraku
memperlakukanmu". Kemudan kuburan akan memperluas rongganya untuk mayit
seolah-olah panjang dan luas sepanjang penglihatannya, dan juga di buka pintu
surga baginya,
Dan apabila yang dikebumikan adalah orang kafir, atau orang
yang durhaka, maka kuburan itu menyambutnya "la marhaban wala ahlan wala
sahlan, engkau adalah salah satu orang yang kubenci dari sekian orang yang
berjalan di atas punggungku. Sekarang kau berada di bawah kekuasaanku. Sekarang
kau akan tahu sendiri apa yang akan aku lakukan kepadamu" Maka kuburanpun
menghimpitnya, sehingga tulang-tulang rusuknya akan patah berlawanan".
Kemudian periwayat mengatakan "lalu Rasulullah saw
berisyarat dengan memasukkan jari-jari tangan ke dalam jari-jari tangan yang
lain" (dan kemudian Rasulullah saw melanjutkan perkataannya). Kemudian
Allah swt mengirimkan kedalam kubur itu tujuh puluh naga yang andaikan salah
satu naga itu mengembus bumi, niscaya bumi tidak akan menumbuhkan tumbuha
selamanya. Tujuh puluh naga tersebut lalu menguis-nguis dan mencakar-cakarnya
sehingga kuburan menjadi kosong sampai besok hari hisab.
Demikianlah perlakuan kuburan bagi mayit yang diceritakan
Rasulullah saw kepada kita sebagai pelajaran agar kita selalu ingat akan mati.
Karena dengan demikian akan menjadiakan kita bersemangat menjalankan ibadah dan
amal saleh.
Jama'ah Jum'ah yang di Sayangi Allah
Lalu bagaimanakah jika ternyata memang amal-amal buruk kita
terlalu banyak? Maka bertaubatlah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat 'innallaha yuhibbut tawwabina wa yuhibbul mutathohhiriin.
Demikianlah khutbah jumah kali ini, semoga sisa bulan
Sya'ban ini dapat kita manfaatkan sebagai media muhasabah yang nantinya kita
gunakan sebagai bahan pertimbangan menindak lanjuti kehidupan kita di bulan
Ramadhan "Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna
Ramadhan"
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ
مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Komentar
Posting Komentar